TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan tak menghalangi atlet wushu nasional untuk tetap menggelar latihan. Pelatih pemusatan latihan nasional (Pelatnas) wushu Abi Hasbullah mengatakan Ramadan menjadi momen tepat bagi atlet untuk menguji konsistensi latihan.
Menurut dia, dari sisi jadwal latihan tidak mengalami perubahan signifikan. Pasalnya, kata dia, pelatih hanya menggeser waktu latihan dari semula pagi-sore menjadi pagi-malam. "Yang berubah (latihannya) nomor Sanda (tarung), taulo (seni) tidak ada perubahan," ucap Abi di Jakarta, Rabu, 8 Mei 2019.
Abi menuturkan ada dua hal positif yang bisa dipetik atlet saat menjalani latihan di masa puasa. Pertama ialah menguji mental atlet. Menurut dia, Ramadan merupakan waktu yang pas menguji semangat juang atlet. "Semangat juangnya harus kuat dan niatnya harus yakin karena puasa jangan jadi alasan," ucapnya.
Kedua, Abi menuturkan, kondisi fisik atlet bisa lebih baik. Sebab, ucapnya, atlet yang berpuasa akan makan lebih disiplin dan terjaga. "Mereka tidak akan makan sembarang," kata dia.
Salah satu atlet wushu di nomor sanda, Yusuf Widiyanto menyatakan tidak ada masalah bila harus berlatih di saat menjalani ibadah puasa. Ia justru bersyukur Ramadan tahun ini program Pelatnas digelar di Indonesia.
Tahun lalu, kata dia, ia bersama rekan-rekannya mesti mejalani puasa dan berlatih di Iran dimana waktu puasanya lebih lama dibanding Indonesia. "Kalau di Iran bukanya lebih lama. Jam sembilan (malam) baru buka," ucap peraih medali perunggu di kelas 56 Asian Games 2018 itu.
ADITYA BUDIMAN